Selasa, 08 Juni 2010

Brotherhood BONEK Surabaya & VIKING Bandung

Melihat sejarah, VIKING dan BONEK adalah pendukung sejati dari klub perserikatan yang sudah menjadi musuh bebuyutan dari sejak jaman perserikatan, yaitu PERSIB dan PERSEBAYA. Dilihat dari kacamata awam, tidak mungkin pendukung sejati yang berani mati demi mendukung timnya bisa bersahabat bahkan bersaudara dengan pendukung sejati yang sama-sama berani mati demi mendukung tim musuh bebuyutan. Tetapi ternyata VIKING dan BONEK membuktikan bahwa mereka bisa. Persaudaraan mereka dilandasi perasaan senasib dimana mereka selalu dijadikan bahan hujatan dan pendiskreditan dari masyarakat sepakbola nasional. Bahkan pers nasional pun paling senang apabila ada kerusuhan di partai yang melibatkan PERSIB atau PERSEBAYA karena bisa dijadikan headline dan sudah jelas pihak mana yang akan disalahkan.

Sejak dulu VIKING dan BONEK diidentikkan dengan kerusuhan. Istilahnya dimana ada pertandingan yang ditonton oleh VIKING atau BONEK maka akan terjadi kerusuhan. Hal-hal jelek dan bersifat mendiskreditkan itulah yang lebih sering diekspos oleh media massa nasional. Padahal tidak semua kegiatan atau kelakuan VIKING dan BONEK berujung pada kerusuhan. Dan tidak semua kerusuhan itu diakibatkan oleh mereka. Mereka hanyalah kaum tertindas yang selalu dipersalahkan karena dosa-dosa di masa lalu. Sangat jarang sekali (atau bahkan tidak pernah?) media massa nasional memberitakan kegiatan positif yang VIKING atau BONEK lakukan. Sangat jauh berbeda dengan pemberitaan media massa nasional tentang pendukung tim lain. Ketika terjadi kerusuhan yang melibatkan mereka hanya ditulis sedikit (atau bahkan tidak ditulis sama sekali?) dan ditutupi dengan kata-kata “oknum yang mengatasnamakan pendukung…”. What a bullshit! Sedangkan ketika melakukan kegiatan positif, media massa nasional langsung memberitakan secara besar-besaran, sebesar berita kerusuhan yang melibatkan VIKING atau BONEK. Bahkan saking terlalu seringnya pemberitaan yang memojokkan VIKING sebagai bobotoh PERSIB, bobotoh lain yang bukan anggota VIKINGpun menjadi antipati terhadap media massa nasional. Sampai ada jargon di kalangan bobotoh bahwa “PERSIB besar bukan karena pemberitaan media massa nasional, PERSIB besar karena bobotoh dan prestasi. PERSIB dan bobotoh tidak membutuhkan media massa nasional untuk menjadi besar. Media massa nasional-lah yang membutuhkan PERSIB untuk menjadi besar dan terkenal”.

Hal itulah yang mungkin menjadi salah satu penyebab munculnya perasaan senasib dan berkembang menjadi ikatan persaudaraan, selain tentunya kerusuhan di Jakarta dimana BONEK yang hendak mendukung PERSEBAYA di Senayan diserang oleh sepasukan organisasi masyarakat (?), yang tidak usah saya sebutkan disini karena semua juga sudah tau, dan kemudian diselamatkan oleh beberapa bobotoh (anggota VIKING) yang kebetulan sedang ada disana. Juga ketika PERSIB melawat ke Surabaya, dimana anggota VIKING yang mendukung PERSIB di sana dijamu sangat baik oleh BONEK. Demikian pula ketika PERSEBAYA yang bertanding di Bandung, giliran BONEK yang dijamu sangat baik oleh VIKING.
Indahnya persaudaraan diantara dua kubu suporter TERBESAR di Indonesia itu. Jadi saat ini BONEK bukan hanya berarti BONDO NEKAT, tapi bisa juga berarti BOBOTOH NEKAD.
Karena VIKING atau BONEK sama saja!

BOBOTOH….. “hidayah” terindah supporter sepakbola

Terkadang sempat terpikir betapa meruginya diri penulis andai tidak dibesarkan di Bandung dan mengenal apa itu PERSIB. Ya, beruntunglah kawan-kawan kita semua yang telah mendapat “hidayah” menjadi seorang bobotoh PERSIB, tak dapat dipungkiri itulah salah satu karunia terindah yang pernah diberikan oleh-Nya bagi mereka yang merasakannya.
Mengapa menjadi bobotoh begitu istimewa dan luar biasa? Bukankah sama saja dengan mereka yang mengaku dirinya jakmania,aremania,persikmania,viola dll.Dengan lantang dan tegas, mereka yang merasa dirinya bobotoh akan menjawab “beda!”.
Secara arogan akan muncul begitu banyak argumen tentang mengapa menjadi bobotoh jauh lebih “suci” dan “sakral” jika dibandingkan menjadi suporter sepakbola lain ditanah air ,namun jika kita kaitkan dengan kata “hidayah” diatas yang merujuk kepada sebuah petunjuk dari Tuhan, tidak direkayasa dan muncul tanpa paksaan.Maka “hidayah” yang berkonteks dalam ranah fanatisme murni supporter sepakbola tentang kecintaan terhadap klub akan sangat mudah kita arahkan kepada PERSIB dan bobotohnya.
Jauh sebelum lahirnya kelompok supporter bernama Viking (yang konon total anggotanya mencapai 40.000 orang), PERSIB telah dikenal memiliki begitu banyak pendukung fanatik(baca: bobotoh-red) yang tersebar terutama di Jawa Barat yang dalam beberapa pertandingan stadion senayan yang berkapasitas 100.000 tempat duduk pun tak mampu menampung animo mereka. Dalam artian jika Viking yang merupakan bagian kecil dari bobotoh saja berjumlah demikian banyak, bayangkan jumlah total bobotoh terhitung sejak Viking belum dideklarasikan pada tahun 1993,ini berbeda dengan kelompok supporter lain yang hadir karena memang direkayasa dengan cara deklarasi,sengaja mengumpulkan massa atau bagaimanapun caranya,biasanya supporter jenis ini pada awalnya memang berbentuk organisasi, barulah banyak anggota yang bergabung. Sebagai ilustrasi, lihatlah supporter-suporter klub yang muncul beberapa tahun kebelakang, mana ada yang mengenal supporter persik adalah persikmania,supporter persija adalah jakmania,supporter arema adalah aremania pada kurun 10 tahun yang lalu, karena dapat dikatakan massa mereka tidak identik,melainkan hanya segelintir simpatisan saja, misalkan saja aremania bubar tentunya tak akan ada yang namanya supporter khas arema malang, ataupun benteng viola tidak lagi eksis tentunya persita tak memiliki lagi pendukung identik distadion,begitupun dengan kelompok-kelompok supporter lainnya, andai saja kelompok-kelompok supporter yang muncul karena “trend” dikota-kota di tanah air ini bubar maka dapat dipastikan tak ada lagi pendukung yang identik dengan klub bersangkutan berdomisili, namun tentunya ada beberapa perkecualian setidaknya untuk kota-kota yang sejak awal memang memiliki tradisi sepakbola yang mengakar dan dikenal memiliki pendukung fanatik dengan jumlah banyak seperti Medan,Bandung,Surabaya dan Makasar.Misalkan saja Viking terpaksa bubar, tentunya yang namanya bobotoh akan tetap ada dan siap membirukan stadion saat PERSIB berlaga,begitupun pula jika persebaya fansclub,fazters ataupun YSS gulung tikar,yang namanya bonek tentunya tetap banyak dan selalu ada untuk mewarnai langkah Persebaya, hal yang sama berlaku andai saja KAMPAK di Medan ataupun Maczman di Makasar lenyap dari bumi nusantara,supporter-suporter alami dan simpatisan mereka yang fanatik tetap akan selalu ada seperti era perserikatan dahulu.
Menjadi bobotoh memang seakan menjadi takdir dan dorongan alami saat seseorang melihat ayah,kakek, atau lingkungan sekitar begitu kental dan selalu membicarakan tentang sepakterjang “sang idola”,PERSIB Bandung. Bahkan sulit menceritakan kapan persisnya seseorang jatuh hati kepada PERSIB, karena rasa itu seakan hadir dan melekat secara alamiah dalam perjalanan hidup seorang bobotoh.Rasa itu hadir tanpa perlu dideklarasikan,diorganisir dan direkayasa dalam segala keterikatan formal.Jika saja saat ini muncul kelompok supporter seperti Viking, toh itu hanya karena kebutuhan saja, karena jumlah anggota dan banyak hal yang perlu distrukturisasi, jauh sebelum dan tanpa itu pun mereka tetap bobotoh yang hingga kapan pun memiliki keterikatan emosional dengan bobotoh non-Viking, jadi bukan ketika menjadi anggota Viking seseorang dianggap menjadi bobotoh PERSIB,namun ketika yang bersangkutan mulai terpikat oleh pesona PERSIB,dapat dipastikan sebelum bobotoh berbaju fansclub dia tentu telah menjadi seorang bobotoh,jikalau memutuskan bergabung dengan bendera fansclub itu hanyalah sebuah pilihan yang mempertimbangkan banyak faktor seperti kawan, territorial, gaya hidup dll….namun satu yang pasti ,menjadi bobotoh bukanlah sebuah pilihan, bobotoh adalah “hidayah”, mungkin itulah kata yang paling tepat, dalam konteks unik ala supporter tentunya.

Sabtu, 05 Juni 2010

Bagiku Persib Tetap Juara

Setelah melewati Perjuangan selama satu musim.. akhirnya Persib hanya mampu Finish di urutan ke 4 Klasemen akhir LSI... cukup di sayangkan, akan tetapi kita (bobotoh.Red) harus memberikan standing Aplous kepada Para serdadu-serdadu tempur Persib kita di lapangan Hijau...

Setelah absennya Hilton Moriera di setengah akhir kompetisi karena cidera lalu mudiknya dua serdadu tempur asal Thailand (suchao dan Kosin. red) juga yang paling terakhir mundurnya Jaya Hartono d\\\'jajaran Pelatih... Tapi dengan semangat juaRa yang tinggi para pejuang biru kita mampu melewati semuanya dengan sempurna ((...itu menurut saya...hehehehe))

Menurut saya lagi... Sebagai pengganti JH, Kang Robby Darwis dinilai cukup berhasil menjembatani pemain muda dan para pemain tua... karena banyaknya kesempatan yang diberikan kepada pejuang-pejuang muda untuk berkompetisi di liga yang menurut saya lagi super Hebooh di dunia... hehehehe...

Jangan khawatir lah lurr... Kans Persib di Piala Indonesia masih sangat terbuka... klo sampai Persib menjuarai Piala Indonesia abdi mah yakin 100% tah, bukan cuma Jawa Barat ajah yang bangga tapi seluruh Indonesia bakanlan bilang "HEBATTTT" ka Persib kita... Yakin!!!!! ditambah Sponsor-sponsor yang tadinya ragu bakan kabalik 120 derajat ngemis2 menta gabung... xixixixixiii... Dan yang pasti mah Kami sebagai Bobotoh sejati akan tetap, selalu dan Pasti mendukungmu... karena bagi kami apapun HasiL akhirnya \\\"Bagiku Persib Tetap Juara\\\".... Amieenn..

Pesan Moralnya :
Tetaplah menjadi klub dan Suporter yang bermartabat... Hatur Nuhun ..^_^..
Previous Post Next Post Back to Top

Mengenai Saya

Foto saya
qoe bkAn cpa2 . . . qoe hnx mnsia bsa xg pnx bnxk kekrngn . . qoe cew vikers sjti . . qoe pngn bsa maen sepbol,,phie np d'scul qoe uga d sepbol wat cew . . hIks_hIks . . emm qoe uga mu khlngn lucky star in my life . . .